Setelah 10 tahun ditutup, ruang bawah tanah Lawang Sewu akhirnya dibuka kembali untuk umum pada 3 Desember 2024. Banyak yang penasaran dengan sejarah kelam di balik bangunan ini, terutama tentang penjara jongkok penjara bawah tanah Lawang Sewu yang disebut-sebut sebagai tempat penyiksaan di masa pendudukan Jepang.
Dalam artikel ini, Info Jateng Pos akan membahas berbagai aspek penting terkait ruang bawah tanah Lawang Sewu, mulai dari alasan pembukaannya kembali, harga tiket, pengalaman wisata yang ditawarkan, hingga sejarah dan kontroversi mengenai penjara bawah tanah Lawang Sewu.
Pembukaan Kembali Setelah 10 Tahun
Ruang bawah tanah Lawang Sewu resmi dibuka kembali pada 3 Desember 2024 setelah mengalami renovasi dan perbaikan infrastruktur selama satu dekade. Penutupan sebelumnya dilakukan karena kondisi ruang bawah tanah yang dianggap tidak aman bagi pengunjung.
Namun, dengan meningkatnya minat wisata sejarah Lawang Sewu, pengelola akhirnya memutuskan untuk membuka kembali area ini dengan standar keamanan yang lebih baik. Dengan bimbingan pemandu wisata yang berpengalaman, pengunjung kini bisa mendapatkan pengalaman yang lebih informatif mengenai sejarah dan arsitektur bangunan bersejarah ini.
Harga Tiket dan Ketentuan Kunjungan
Untuk menikmati pengalaman menjelajahi ruang bawah tanah Lawang Sewu, pengunjung dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp50.000 per orang. Namun, selama masa promosi hingga akhir tahun, ada diskon 50% yang membuat harga tiket menjadi Rp25.000.
Pengelola juga memberlakukan beberapa ketentuan agar pengalaman wisata tetap aman dan nyaman. Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan:
- Batasan usia: Pengunjung berusia antara 13 hingga 60 tahun diperbolehkan masuk. Anak-anak dan lansia disarankan untuk tidak mengikuti tur ini.
- Peralatan keamanan: Pengunjung diwajibkan mengenakan sepatu boot, helm, dan rompi keselamatan yang disediakan oleh pengelola.
- Larangan membawa perangkat elektronik: Demi menjaga privasi dan keamanan, pengunjung tidak diperbolehkan membawa kamera atau ponsel ke dalam ruang bawah tanah.
Apa yang Akan Dilihat Pengunjung?
Tur ruang bawah tanah Lawang Sewu ini berlangsung selama kurang lebih 15 menit, dengan dipandu oleh staf berpengalaman yang menjelaskan sejarah bangunan ini. Pengunjung akan menyusuri lorong-lorong gelap yang sempit dan lembab, dengan dinding-dinding yang masih mempertahankan struktur aslinya dari zaman kolonial.
Selain itu, wisatawan juga bisa melihat penjara bawah tanah Lawang Sewu, salah satu bagian paling terkenal dari bangunan ini. Dengan pencahayaan minim dan atmosfer yang masih terasa mencekam, pengalaman ini memberikan sensasi unik antara wisata sejarah dan horor.
Bagi mereka yang tertarik dengan cerita Lawang Sewu, ruang bawah tanah Lawang Sewu juga dikenal memiliki berbagai kisah yang berkembang di masyarakat. Kamu bisa membaca artikel Info Jateng Pos mengenai alasan kenapa Lawang Sewu angker.
Sejarah Penjara Jongkok di Lawang Sewu
Ruang bawah tanah Lawang Sewu awalnya dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai bagian dari sistem drainase dan pendinginan ruangan. Bangunan ini dirancang agar tetap nyaman digunakan, meskipun memiliki ratusan jendela dan pintu, atau lebih tepatnya 928 daun pintu. Namun, fungsinya kemudian berubah seiring waktu.
Pada awalnya, ruang bawah tanah tidak difungsikan sebagai tempat tahanan. Sebaliknya, tempat ini dibuat untuk menampung air dan membantu mengatur suhu ruangan di atasnya. Ini adalah sistem arsitektur yang umum digunakan pada bangunan kolonial Eropa untuk mengatasi iklim tropis di Indonesia.
Saat Jepang menguasai Indonesia pada tahun 1942, mereka mengubah fungsi ruang bawah tanah Lawang Sewu menjadi tempat penahanan dan penyiksaan. Penjara jongkok dan penjara berdiri digunakan untuk menahan para tahanan perang dan warga pribumi yang dituduh melawan penjajah.
Para tahanan ditempatkan di ruangan sempit dengan kondisi yang sangat tidak layak, menyebabkan penderitaan yang luar biasa. Sejarah penyiksaan Lawang Sewu tersebutlah yang kerap kali menjadi mitos seramnya Lawang Sewu.
Pembukaan kembali ruang bawah tanah Lawang Sewu memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk menyaksikan langsung bagian dari sejarah yang penuh cerita. Dengan renovasi yang telah dilakukan, tempat ini kini lebih aman untuk dikunjungi dan dapat dinikmati baik dari sisi edukasi sejarah maupun sebagai wisata horor yang penuh pengalaman.
Meskipun berbagai mitos dan cerita horor berkembang, penting bagi kita untuk melihat Lawang Sewu sebagai bagian dari warisan budaya yang harus tetap dilestarikan.