Menelusuri Sejarah Penyiksaan Lawang Sewu yang Mengerikan

Muhammad Syahid

lawang sewu

Menjulang megah di jantung Kota Semarang, Lawang Sewu tak hanya memukau dengan arsitekturnya yang menawan, tetapi juga menyimpan sejarah kelam yang memilukan. Di balik tembok kokohnya, bangunan bersejarah ini menjadi saksi bisu jejak sejarah penyiksaan di Lawang Sewu yang mengerikan.

Kekejaman penjajahan Jepang, khususnya melalui praktik penyiksaan brutal yang dilakukan terhadap para pejuang kemerdekaan dan rakyat sipil dilakukan di tempat ini. Dalam artikel ini, kita akan mengulas sejarah penyiksaan di Lawang Sewu dan apa saja yang terjadi. 

Masa Suram di Bawah Penjajahan Jepang

Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, Lawang Sewu yang sebelumnya difungsikan sebagai kantor pusat Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) diubah menjadi Markas Kempeitai, yakni polisi militer Jepang yang terkenal kejam. Di sinilah, para pejuang kemerdekaan dan rakyat sipil yang dianggap membahayakan penjajahan Jepang mengalami penyiksaan tak terperi.

Ruang bawah tanah Lawang Sewu menjadi tempat eksekusi dan penyiksaan mengerikan. Para tahanan dipaksa bekerja paksa, diinterogasi dengan brutal, dan disiksa dengan berbagai alat sadis. Jeritan kesakitan dan tangisan pilu menggema di lorong-lorong sempit, meninggalkan luka mendalam bagi para korban dan sejarah bangsa.

Metode Penyiksaan yang Kejam

Sejarah penyiksaan di Lawang Sewu dan kekejaman Jepang di Lawang Sewu tak mengenal batas. Berbagai metode penyiksaan digunakan untuk menghukum dan mengintimidasi para tahanan. Beberapa metode yang terkenal di antaranya:

  • Waterboarding: Tahanan dipaksa tenggelam dalam air hingga hampir kehabisan nafas, kemudian diangkat dan diulang kembali.
  • Pemukulan: Tahanan dipukuli dengan bambu, rotan, atau benda keras lainnya hingga mengalami luka memar dan patah tulang.
  • Setrum Listrik: Aliran listrik dialirkan ke tubuh tahanan untuk menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
  • Penyiksaan Psikologis: Tahanan diancam, dihina, dan diintimidasi untuk mematahkan semangat mereka.

Ratusan, bahkan mungkin ribuan orang menjadi korban penyiksaan di Lawang Sewu. Luka fisik dan mental yang mereka derita tak hanya membekas di tubuh mereka, tetapi juga di hati keluarga dan bangsa. Kekejaman Jepang di Lawang Sewu menjadi pengingat kelam akan masa penjajahan yang penuh penderitaan.

Jejak Mistis di Lawang Sewu

Lawang Sewu, bangunan bersejarah yang berdiri kokoh di Semarang, Jawa Tengah, tak hanya terkenal dengan arsitekturnya yang megah, tetapi juga cerita-cerita mistis yang menyelimuti. Di balik tembok-tembok tebalnya, konon banyak penampakan yang sering terlihat oleh para pengunjung maupun penjaga.

1. Bisikan dan Suara Kaki di Lorong Gelap

Salah satu cerita mistis yang paling terkenal adalah tentang bisikan dan suara kaki di lorong-lorong gelap Lawang Sewu. Banyak orang yang mengaku pernah mendengar bisikan-bisikan misterius dan suara langkah kaki di lorong-lorong saat mereka sendirian. Konon, suara-suara tersebut berasal dari arwah para korban penyiksaan Jepang yang dulu pernah dikurung di Lawang Sewu.

2. Sosok Wanita Berbaju Putih

Penampakan lain yang sering dilihat di Lawang Sewu adalah sosok wanita berbaju putih. Sosok ini biasanya terlihat di lantai atas gedung, terutama di sekitar ruangan yang dulunya digunakan sebagai kantor. Konon, wanita berbaju putih tersebut adalah arwah seorang wanita Belanda yang meninggal secara tragis di Lawang Sewu.

3. Bayangan Hitam dan Bau Busuk

Pengalaman mistis lainnya di Lawang Sewu adalah melihat bayangan hitam dan mencium bau busuk. Bayangan hitam ini biasanya terlihat di sudut-sudut ruangan yang gelap, sedangkan bau busuk biasanya tercium di area bekas penjara bawah tanah.

Konon, bayangan hitam dan bau busuk tersebut berasal dari arwah-arwah jahat yang menghuni penjara jongkok penjara bawah tanah Lawang Sewu.

4. Pengalaman Pengunjung dan Penjaga

Banyak pengunjung dan penjaga Lawang Sewu yang mengaku pernah mengalami kejadian-kejadian mistis selama berada di sana. Salah satu penjaga, misalnya, pernah melihat sosok wanita berbaju putih di lantai atas gedung. Ia juga pernah mendengar suara tangisan dan jeritan dari arah ruang bawah tanah.

Pengunjung lain juga menceritakan pengalamannya saat mengunjungi Lawang Sewu pada malam hari. Ia merasa merinding dan dihantui rasa takut saat berada di dalam gedung. Ia juga mengaku pernah melihat bayangan hitam di lorong-lorong dan mendengar suara bisikan yang misterius.

Lawang Sewu Sekarang

Hingga saat ini, Lawang Sewu masih menyimpan jejak-jejak sejarah kelam tersebut. Ruangan bawah tanah yang dulunya menjadi tempat penyiksaan kini dibuka untuk umum sebagai bagian dari wisata sejarah Semarang. Pengunjung dapat merasakan atmosfer mencekam dan membayangkan bagaimana para korban disiksa di sana.

Tempat ini tak hanya menjadi destinasi wisata sejarah, tetapi juga monumen pengingat sejarah penyiksaan di Lawang Sewu dan perjuangan para pahlawan kemerdekaan. Mengunjungi Lawang Sewu berarti menyelami sejarah kelam bangsa dan meneguhkan tekad untuk selalu menjaga kemerdekaan yang telah diraih dengan perjuangan dan pengorbanan.

Dapatkan informasi menarik lainnya di Info Jateng Pos!

Also Read

Tags

Leave a Comment